Monday 31 January 2011

fiqh lughah dan ilmu lughah

Rona Amelia

بين "فقة اللغة" و "علم اللغة"

1. Pengertian Figh Lughah.

Fiqih berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti memahami mengerti atau mempaeroleh pengetahuan. Dalam al-Qur`an terdapat 20 kata fiqih, dimana semuanya mempunyai arti memahami, namun dalam surat at-Taubah dihubungkan dengan pemahaman kepada agama. Fiqih juga berarti pengetahuan, pengertian, dan kecerdasan, dan bersinonim dengan kata ilmu (`ilm), Fiqh al-Lughah berarti ilmu bahasa.

Fiqh lughah adalah sebuah mata pelajaran yang skop kajiannya adalah apa-apa yang ada disebalik bahasa. Mungkin agak pelik bunyinya akan tetapi inilah ketelitian dan kesungguhan yang tunjukkan oleh para ilmuan islam suatu ketika dulu. Dengan kata lain fiqh lughah adalah ilmu yang membahas atau memahami bahasa secara mendalam.[1]

2. Pengertian Ilmu Lughah.

Definisi ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam),pendapat (Mohammad Hatta).

Definisi ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.Ilmu dapat diamati panca indera manusia ------- Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada para ahlinya untuk menyatakan -suatu proposisi dalam bentuk: "jika,...maka..."
--Harsojo, Guru Besar Antropolog, Universitas Pajajaran—

Definisi ilmu bergantung pada cara kerja indera-indera masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam memproses pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu juga, definisi ilmu bisa berlandaskan aktivitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalui metode yang digunakannya.
Sifat-sifat ilmu
Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di atas, kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang...

a. Berdiri secara satu kesatuan

b. Tersusun secara sistematis

c. Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data)

d. Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.

e. Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya.

f. Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.

g. Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.

Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa tidak semua pengetahuan dikategorikan ilmu. Sebab, definisi pengetahuan itu sendiri sebagai berikut: Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas panca indera untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam dari pengetahuan.

Ilmu lughah adalah ilmu yang membahas tentang struktur bahasa,kaedah bahasa, lahjat, dan lain-lainnya.

3. فقة اللغة و علم اللغة من الناهية اللغوية.

الفقة: العلم بالشيء و الفهم له.قال الله عز وجل: "ليتفقهوا في الدين". أي ليكونوا علماء به...وفقه فقها بمعنى علم علما.جاء في المعجم الوسيط, في المادة نفسها, الفقة: الفهم و الفطنة و العلم.و غلب في علم الشريعة وفي علم أصول الدين.وهكذا تؤكد سائر المعاجم العربية, أن لفظة " فقة " تعني " العلم " و " فقة اللغة " عندها هو " علم اللغة ".[2]

4. " فقة اللغة " و " علم اللغة " من ناحية الاصطلاح, في الكتاب العربية:

1). أن كتاب ابن فارس " الصحابي في فقثة اللغة و سنن العرب في كلامها " وهو أولكتاب وصل إلينا يحمل في عنوانه مصطلح " فقة اللغة " لم يعلل لنا سبب تسمية الكتاب, وقد عنونه بـ " الصاحبي " نسبة إلى الصاحب بن عباد الذي أهداه إليه.

2). أن كتاب الثعالبي: " فقة اللغة و سر العربية " وهو الكتاب الثاني الذي وصلنا حاملا في عنوانه مصطلح " فقة اللغة " إنما تسمى الاسم وفقا لاختيار الأمير الذي أهداه إليه.

3). أن كتاب ابن جني " الخصائص " وهو أقرب الكتب القديمة إلى كتب " فقة اللغة " التى نعرفها اليوم, [3]

5. الفوارق بين " فقة اللغة " و " علم اللغة ".

1). فقة اللغة سبق من الناحية الزمانية, أما علم اللغة فهو تركيبي (struktural) أو شكلي (formelle), أي يعنى بالشكل فقط ولا يعنى بما حول اللغة.

2). فقة اللغة أوسع و أشمل, أما علم اللغة فيركز على التحليل لتركيب اللغة و وصفها كميدانه الأساسي.[4]

Fiqh lughah adalah sebuah mata pelajaran yang skop kajiannya adalah apa-apa yang ada disebalik bahasa. Mungkin agak pelik bunyinya akan tetapi inilah ketelitian dan kesungguhan yang tunjukkan oleh para ilmuan islam suatu ketika dulu.

Bahasa Arab merupakan sebuah bahasa dari keluarga besar Bahasa Samiah. Sam adalah anak kepada Nabi Nuh AS. Ia berkembang seiring dengan perubahan zaman. Ketika zaman kerasulan terakhir mula mendekat, masyarakat Arab adalah masyarakat yang bahasa merupakan harta kebanggaan mereka. Tidak ada yang tidak disibukkan dengan bahasa. Setiap individu dan kelompok bersungguh-sungguh meningkatkan kemampuan bahasa masing-masing demi meraih hormat, penghormatan dan tempat di dalam masyarakat. Harta-benda, waktu dan peluang diperuntukkan dengan sewenang-wenangnya demi mempertajam pedang kefasihan.

Dalam keadaan persaingan berbahasa yang sangat sengit, hadirlah sang Rasul utusan yang kepakaran bahasanya melebihi semua yang ada – dan mendapatkan pendidikan khusus dari tangan yang Maha Pencipta-. Kemudian Allah SWT turunkan pula Al-Quran yang mengancam credibility kesemua manusia yang ada dalam bidang ketajaman, keindahan dan kebenaran Al-Quran. Suatu yang mencengangkan dan menjadikan mereka lumpuh tidak dapat menandingi Kalam Allah. Semua mengakui kemukjizatan Al-Quran samaada menyatakannya dengan lidah atau memendam sambil mendustakan.

Kehadiran Al-Quran yang menguja membuatkan mereka mahu tidak mahu menjadikan Al-Quran sebagai silabus baru dalam pendidikan bahasa. Mereka yang hidup di saat ini dari para sahabat disibukkan untuk mengkaji dan menghayati lalu menikmati keindahan Al-Quran.

Islam kemudian disebarkan ke seluruh penjuru alam. Bangsa Arab mula bercampur dengan mereka yang Ajam. Bahasa Arab pula menjadi bahasa antarabangsa yang tentunya ditambah garam dan gula. Kesan dan perubahan menuntut ilmuan ketika itu meletakkan cabang-cabang ilmu yang menjadi panduan agar ketulenan bahasa terjaga dan sentiasa dapat dipelajari dan dirujuk. Maka lahirlah ilmu-ilmu bahasa yang kaedahnya bersumber dari Al-Quran dan apa benar yang syai’ (tersebar) dikalangan masyarakat seperti Nahu, Soraf, Ma’ani, Badi’, Bayan, Dilalah, Tafsir, Ma’ajim dan sebagainya.

Bahasa Arab ketika itu sudah pun mencapai satu tahap yang boleh dianggap masak atau matang dari segi penentuan skop kajian dan cabang ilmu. Namun, para ilmuan ketika itu belum berpuas hati. Masih ada perkara yang lebih mendasar dan bersifat fundamental yang perlu dijadikan bahan kajian. Tampillah tokoh filsafat bahasa Abul Fath Uthman yang lebih dikenali sebagai Ibnu Jinni dengan kajian yang dikemas dalam sebuah buku berjudul Al-Khashaish, Ibnu Faris dengan bukunya Ashhabiy dan Suyuti dengan bukunya Mazhar. Mereka inilah yang mula membuka ruang kajian akan perkara-perkara penting disebalik bahasa itu sendiri. Ibnu Faris di dalam muqaddimah bukunya “Ashohibiy” menyatakan bahawa Ilmu bahasa Arab terbahagi kepada dua jenis. Pertama : furu’ (cabang) yaitu yang mengkaji akan nama, sifat dan kata kerja seperti kita berkata, pemuda, kuda, panjang, pendek. Semua ini merupakan bahan yang dipelajari pada permulaan. Kedua : Aslu (asal) yaitu perbahasan akan bahan-bahan bahasa, permulaan bahasa, kemunculan bahasa dan seterusnya..

Sedangkan ilmu lughah membahas kajian tentang beberapa sub pokok :

1. Falsafah Bahasa, meliputi kajian tentang asal bahasa manusia pertama dan kemunculannya, pencabangan bahasa dan pencabangan bahasa kepada lahjat.

2. Undang-undang bahasa, undang-undang bahasa umum bahasa seperti qias, ithtiradh, syuzuz dan seterusnya.

3. Matan bahasa, kajian yang berkesinambungan pada kajian kosakata bahasa dari berbagai sudut seperti isytiqaq, kefasihan, mu’rab, ibdal, qalb dan seterusnya.

4. Lain-lain, pembahasan sekitar bahasa dan anasir-anasirnya, zowahirnya (ciri-cirinya), dari kedua sudut bunyi dan kosakata, semua yang berkait dan membantu pengkajian teori-teori bahasa.[5]

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa ilmu lughah membahas tentang struktur bahasa,kaedah bahasa, lahjat, dan lain-lainnya.

Sedangkan fiqh lughah memahami bahasa secara mendalam, baik pada kebudayaan,peradaban, perkembangan dan lain-lainnya pada bahasa itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.hidayatullah.com/index.php?view=article&catid=68%3Aopini&id=1390%3Adisparitas-pemahaman-fiqih&format=pdf&option=com_content&Itemid=57

الدكتور إميل بديع يعقوب, فقة اللغة العربية و خصائصها, (دار الثقافة الإسلامية: بيروت), ص.28

http://taqeyyabella.naemy.net/disebalik-bahasa-fiqh-lughah.html/comment-page-1



الدكتور إميل بديع يعقوب, فقة اللغة العربية و خصائصها, (دار الثقافة الإسلامية: بيروت), ص.28[2]

[3] نفس المراجع., ص.29-30

نفس المراجع., ص. 33[4]

No comments:

Post a Comment