OLEH
ARIF WAHYUDI
1. PENGERTIAN TEOLOGI ISLAM
Akhir-akhir ini banyak sekali aliran-aliran islam, khususnya di Indonesia. Seperti contoh aliran Ahmadiyah, yang oleh kelompok islam garis keras dihancurkan tempat peribadatannya dan oleh MUI dikatakan sebagai aliran sesat. Dan apakah seperti itu yang bias disebut aliran teologi dalam islam. Ternyata tidak semudah itu untuk disebut sebagai teologi Islam. Sebelum kita membahas lebih lanjut, kita akan membahas dulu tentang pengertian teologi Islam.
Ada banyak sekali pengertian mengenai teologi Islam menurut beberapa pemikir. Diantaranya dari Fergilius Ferm yaitu seorang ahli Ilmu agam,a mengatakan : The disclipine which concern god (or the Deviniti Reality) and Gods relation to the world (teologi ialah pemikiran sistematis yang berhubungan dengan alam semesta). Tetapi kita harus membahas dulu menurut segi Etimologi atau bahasa maupun Terminologi atau Istilah. Teologi terdiri atas dua kata yaitu Theos yang artinya tuhan dan liogos tyang artinya Ilmu. Jadi teologi bias disebut juga dengan Ilmu tuhan atau disebut ilmun ketuhanan.
Dalam kamus New English Dictinary juga menerangkan tentang teologi yang diseusun oleh Collins sebagai berikut : the science which treats of the facts and phenomena of religion and the relation between God and men ( ilmu yang yang membahas fakta-fakta dan gejala-gejala agama serta hubungan-hubungan antara tuhan dan manusia). Jadi secara garis besaa teologi adalah ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama.
Setiap manusia pastilah ingin menetahui lebih dalam tentang seluk beluk agamanya sehingga tidak mudah goyang ketika muncul aliran-aliran baru yang mungkin akan timbul dikemudian hari. Dan mereka dapat mempunyai keyakinan-keyakinan uyang berdasarkan pada landasan yang kuat sehingga tidak menjadi seorang yang taqlid buta.
2. SEJARAH MUNCULNYA TEOLOGI ISLAM
Islam adalah agama yang sebenarnya mempunyai sebuah pegangan beragama yaitu Al-Qur`an dan Hadits. Dalam segala persoalan Al-Qur`an dan Hadits rosul dapat menjelaskan dan menyelesaikan persoalan tersebut. Baik dalam bidang social bermasyarakat atau bermuamalat, bidang politik, ekonomi dan apaloagi soal keyakinan atau tauhid. Akan tetapi untuk menjawab persoalan tersebut, Al-Qur`an masih harus dipelajari denagn sangat lebih dalam karena masih banyak ayat-ayat Al-Qur`an yang menerangkan sesuatu secara global dan belun terperinci.Al-Qur`an dan hadits Nabi sendiri banyak berisi pembicaraan tentang wujud tuhan, keagunagn tuhan dan Ke-Esa-AnNya. Dalam Aql-Qur`an sendiri juga banyak menyebutkan tentang sifat-sifat tuhan, yang mana sebagian bertalian dengan dzat Tuhan sendiri dan sebagian lagi menyatakan semacam hubungan dengan makhluk-Nya, seperti Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha memberi Rizqi dan lain sebagainya.
Tetapi anehnaya, persoalan yang pertama kali muncul bukanlah tentang tauhid atau teologi, melainkan dalam bidang politik. Dan persoalan dalam bidang politik tersebutlah yang menjadi suatu embrio perpecahan umat yang akhirnay mengantarkan kepada munculnya berbagai aliran-aliran teologi dalam islam. Oleh karena itu awal mula munculnnya aliran-aliran teologi dalam islam tidaklah begitun jelas. Karena m,unculnya aliran teologi tersebut melalui beberapa fase. Dan selama kurang lebih 3 abad lamanya melakukan perdebatan, baik antara sesame maupun dengan lawan-lawan dan pemeluk agama lain, kaum muslimin ssampaikepada ilmu yang mejeloaskan dasar-dasar aqidahnya dan jugaa perinci-perinciannya.
Al-Qur`an sendiri sangat menyarankan umat islam untuk memakai akal pikirannya. Dan juga memperhatikan alam semesta ini dengan panca indra yang dimilikinya. Oleh Karen itu, untukn urusan beragama islam dengan keras mencela seorang yang beragama yang hanya taqlid buta atau ikut-ikutan tentang soal-soal kepercayaan agama. Oleh karena itu umat muslim harus benar-benar melepaskan akal pikirannyauntuk menggali kandungan isi Al-Qur`an dan sunnah Rosul. Pada waktu Rosulullah masih hidup, umat islam dapat menanyaka segala sesuatu persoalan atau kesulitan kepada beliau akan tetapi setelah beliauy wafat mereka tidak bias menanyakannya langsung kepada Riosulullahn. Melainkan kepada para penerus pemimpoin umat, yang mana mereka harus dapat menggali isi Al`Qur`an denga akal pikiran dengan tata cara yng bias dipertanggung jawabkan.
Setelah Rosulullah wafat, muncullah persoalan politik dikalangan umat islam yaitu tentang Imamah (pimpinan kaumn muslim berikutnya). Dan sejarah merwayatkan bahwa yang menjadi pengganti (sebagain kepala Negara, bukan sebagai Nabi atyau rosul ) adalah Abu Bakar. Dan itupun melalui sebuah perdebatan yag besar oleh para pemuda, sahabat muhajirin dan sahabat anshor.kemudian abu Bakar digantikan oleh Umar Ibn Khottab dan Umar digantikan oleh Utsman bin Affan.
Dalam pertengahan pemerintahan, Kholifah Usman bin Affan tidak berdaya dalam menghadapi keluarga beliau yang mempunyai ambisi untuk duduk dalam pemerintahan. Banyak keluarga beliau yang menjadi gubernur di beberapa daerah kekuaasaan islam pada saat itu. Dan akibat tindakan Khalifah Usman tersebut banyak para sahabat Nabi yang dulu menyokong beliau sekarang menjauhi beliau. Yang akhirnya khalifah Usman wafat karena dibunuh oleh para pemberontak dari Makkah.
Setelah khalifah Usman wafat, kekhalifahan digantikan oleh Ali. Dan belum lama memerintah sebagai khalifah, Ali mendapatkan tantangan dari Aisyah, Talhah Dan Zubair. Tetapi tantangn tersebut dapat diselesaikan dengn perang. Dan tantangn berikutnya yaitu dari Mu`awiyah. Mu`awiyah menuduh bahwa Ali turut campur dalam pembunuhan Khalifah Usman karena Muhammad Ibn Abi Bakar (pembunuh Usman) adalah anak angkat dari Ali bin Abi Thalib. Dan khalifah Ali tidak mengambil tindakan keras atas kasus tersebut.
Selanjutnya Khalifah Ali dan Mu`awiyah melakukan poeperangan di bukit siffin. Yang akhirnaya Khalifah Ali dapat memojokkan Mu`awiyah. Akan tetapi karena kelicikan dari kelompok Muawiyah, yaitu dengan mengangkat Al-Qur`an keatas (tanda-tanda perdamaian), kelompok Ali pecah menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok ynag setuju untuk berdamai deng tetap ikut kepada khalifah Ali(Syiah) dan kelompok yang tidak ingin untuk berdamai (Kawarij).
Demikianlah beberapa persoalan poliitk yang akhirnya memicu terjadinya permasalahan teologi. Yaitu dimulainya persoalan dosa besar karena membunu Khalifah Usman. Dan timbullah persoalah siapa yang kafir dan siapa yang tidak kafir.dalam arti siapa yang masih dalam islam dan siapa yang sudah keluar dalam islam. Dari sinilah awal muncul tiga aliran teologi yaitu yang pertama, Aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir (murtad) dan oleh karena itu wajib di bunuh.
Aliran yang kedua, yaitu Aliran Murji`ah yang menegaskan bahwa orang yang melakukan dosa besar masih dikatakan mukmin, adapun dosa yang dilakukan terserah Allah SWT. Aliran yang ketiga, yaitu Aliran Mu`tazilah yang menyatakan bahwa orang yang berbuat dosa besar bukan kafir dan juga bukan mukmin, melainkan berada diantaranya (almanzilah bain almanzilah). Dan demikianlah sebenarnya sebuah persoalan fiqh (pertalian dengan manusia) yang mengantarkan menjadi masalah kepercayaan (teologi).
3. BEBERAPA ALIRAN TEOLOGI ISLAM
Pada pembahasan ini akan kami sampaikan beberapa contoh aliran teologi islam diantaranya yaitu:
a. Aliran Mu`tazilah
aliran ini merupakan aliran terbesar dan tertua. Dan juga ikut memainkan peranan penting dalam sejarah pemikiran dunia islam. Ajaran – ajaran pokok aliran ini yaitu; Ke – Esa – an, Keadilan, Janji dan Ancaman, Tempat diantara dua tempat, dan yang terakhir yaitu menyuruh berbuat kebaikan dan melarang segala kemungkaran.
b. Aliran Jabariyah
Kaum ini berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Jadi segala yang dilakukan oleh menusia adalh kehendak tuhan atau sudan menjadi qada dan qadar tuhan secara penuh
c. Aliran Qadariah
Kaum ini sebalkiknya dengan kaum jabariyah, yaitu manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Jadi segala sesuatu yang dilakukan manusia memang atas kehendak dan kekuatan dari menusia tersebut.
d. Ahli sunnah dan jama`ah
Golongan ini timbul atas reaksi paham-paham golongan sebelumnya seperti Mu`tazilah dan qadariyah dan yang lainnya. Golongan ini, salah satunya menjunjung tinggi qaidah attasamukh (toleran) yaitu tidak seperti mu`tazilah yang begitu keras dalam menyiarkan agama. Ahl Sunnah dan Jamaah tidak menjunjung tinggi-tinggi kekuatan manusia dan juga tidak meyerahkan kekuatan sepenuhnya kepada Tuhan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Demikianlah pembahasan tentang beberapa aliran teologi dalam islam. Ada yang bercorak liberal dan ada pula yang bercorak tradisional, bahkan ada yang diantara kedua-duanya. Dan setelah mengetahui beberapa aliran teologi dalam islam beserta sejarah singkatnya, di harapkan umat islam dapat mempunyai pandangan lain tentang islam yang tidak hanya dari sudut pandang halal dan haram saja, dan mengnggap islam itu sempit. Ynag mana teologi mempunyai sudut pandang yang lebih luas.
Semua aliran juga berpegang pada wahyu. Sebenarnya perbedaan terdapat pada interpretasi mengenai teks ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadits. Dan ini juga seperti perbedaan yang terjadi dalam bidang hokum islam atau Fiqih. Yang selanjutnya menghasilkan beberapa madzhab-madzhab yang berbeda seperti yang dikenal dengan sekarang, yaitu madzhab hanafi, madzhab Maliki, madzhab hambali, dan madzhab Syafi`i.
Pada hakikatnya semua aliran-alairan yang timbul bukanmlah keluar dari islam, tetapi masih tetap dalam islam. Dengan demikian umat islam dapat memillih salah satu dari aliran teologi tersebut menurut jiwa dan pendapatnya. Sebagaimana seseorang memilih madzhab dalam Fiqih. Dari sinilah kellihatan hikmah ucapan dari Nabi Mmuhammad SAW,” Perbedaan paham dikalangan umatku membawa rahmat”. Walaupun begitu kita tetap harus memilih aliran teologi yang paling mendekati dengan pedoman umat islam yaitu Al-Qur`an dan Hadits. Dan dalam konteks ini yaitu Aliran Ahlussunnah Waljama`ah sebagaiman tercantum dalam sebuah hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim, Nashir Al-Aql, Gerakan Dakwah Islam, Darul Haq, 2003.
Iskandar, Noer Al-Barsany, Biografi dan Garis besar Pemikiran Kalam Ahlussunnah Waljama`ah, Raja Grafindo Persada, 2001.
Hanafi, A, Pengantar Teologi Islam, Pustaka Al-Husna Baru, 2003.
Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-Aliran sejarah Analisa Perbandingan, UI-Pers, 2008.
No comments:
Post a Comment