Wednesday 12 January 2011

Psikologi Pendidikan Matematika

id_ttk@yahoo.com

Makalah Psikologi Pendidikan Matematika

Tentang

MOTIVASI

BAB I

PENDAHULUAN

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.


BAB II

PEMBAHASAN

MOTIVASI BELAJAR

A. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar itu terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan belajar. Sebelum kita mengetahui apa itu pengertian motivasi belajar kita lihat dulu masing-masing pengertian dari motivasi dan belajar tersebut.

Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat. Menurut McDonald, ”Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi sesorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan[1].

Perumusan di atas mengandung tiga unsur yang saling berkaitan yaitu:

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

2. Motivasi di tandai dengan timbulnya perasaan (affectif arousal).

3. motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Beberapa pendapat tentang motivasi

a. James o. whittaker

Ia mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

b. Ghuthrie

Menurut ghuthrie motivasi hanyalah menimbulkan variasi respons pada individu, dan bila di hubungkan dengan belajar, motivasi tersebut bukan instrumental belajar.

c. Clifford T. Morgan

Menurut Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut ialah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).

d. Sumadi Suryabrata

Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.

e. Gates dkk

Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakkannya dengan cara tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat atau perubahan energi dari seorang individu dengan ciri-ciri timbulnya sikap(afektif) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Sedangkan pengertian Belajar ialah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman yang berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Jadi Motivasi Belajar adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat dalam belajar atau perubahan energi yang timbul dari seorang individu dengan ciri-ciri timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan dalam proses menimbulkan atau mengubah tingkah laku melalui pengalaman atau latihan.

Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S. Lumsden: 1994)[2].

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.

B. Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik dalam Belajar

1. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Seperti siswa gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena sudah menjadi kebutuhannya.

Menurut Arden N Frandsen yang termasuk motivasi Instrinsik adalah:

a. Dorongan ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas.

b. Adanya sifat positif dan kreatif dan keinginan untuk maju

c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang penting

d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah fakor yang bersal dari luar individu tapi memberi pengaruh terhadap kemauan belajar, seperti ujian, peraturan, tata tertib, teladan dari guru, orang lain, kurangnya respon dari luar secara positif akan mempengaruhi semangat belajar.

Salah satu pemberi motivasi bagi siswa yang berasal dari luar adalah guru. Keberadaan seorang guru dalam suatu sekolah tidaklah dapat disangkal lagi, karena tanpa guru sekolah tidak akan dapat berjalan. Namun peran guru tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu saja, karena tanpa adanya peran sebagai motivator maka sia-sialah peran guru sebagai sosok yang melakukan transfer ilmu.

Dampak yang timbul bila guru menjalankan perannya sebagai motivator antara lain adalah:

a. Timbulnya keinginan pada siswa untuk lebih menekuni materi yang dihadapinya. Hal ini akan sangat berpengaruh pada prestasi akademik siswa.

b. Adanya keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk pergi ke sekolah, contohnya: siswa tidak perlu lagi dipaksa untuk pergi kesekolah. Mereka menikmati acara belajar mereka yang berlangsung di sekolah sehingga tidak ada lagi dalam pikiran mereka untuk membolos.

c. Rasa memiliki sekolah, akan timbul bila siswa merasa bahwa sekolahnya adalah suatu tempat yang menyenangkan. Hal ini juga mempengaruhi nama baik sekolah.

C. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Ada 17 prinsip motivasi belajar yang dapat dilaksanakan yaitu:

1. Pujian Lebih Efektif daripada Hukuman

Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan.

2. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang harus mendapat pemuasan.

Kebutuhan-kebutuhan itu menyatakan diri dalam berbagai bentuk yang berbeda.

3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.

Kepuasan yang dapat oleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada didalam dirinya sendiri.

4. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keingina) memerlukan usaha penguatan (reinforcement).

Apabila suatu perbuatan belajar mencapai tujuan, maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa menit kemudian sehingga hasilnya lebih mantap.

5. Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang lain.

Guru yang berminat tinggi dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehingga mereka juga berminat tinggi dan antusias.

6. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.

Apabila seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapainya, perbuatannya kearah itu akan lebih besar daya dorongnya.

7. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

Apabila siswa diberi kesempatan untuk menemukan masalah sendiri dan memecahkannya sendiri, ia akan mengembangkan motivasi dan disiplin yang lebih baik.

8. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external rewards) kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

Berkat dorongan orang lain, misalnya untuk memperoleh angka yang tinggi, siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya menjadi lebih besar.

9. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk memelihara minat siswa.

Cara mengajar yang bervariasi ini akan menimbulkan situasi belajar yang menantang dan menyenangkan.

10. Minat khusus yang dimiilki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal lainnya.

Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya minat bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi.

11. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat abilitas pada siswa tersebut.

12. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi dibandingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

13. Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreativitas siswa.

14. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar.

15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik.

16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju kepada demoralisasi.

17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan[3].

D. Upaya Meningkatkan Motivasi

Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa sangatlah penting untuk tercapainya kesuksesan dalam proses belajar mengajar.

Menurut A.M.sadirman (2005: 92-94), ada beberapa cara membangkitkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

  1. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik, sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai rapor yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afektifnya bukan sekedar kognitifnya saja.

  1. Hadiah

Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.

  1. Kompetisi

Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan. Siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil terbaik.

  1. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.

  1. Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.

  1. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.

  1. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

  1. Hukuman

Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Fathurrohmi dan Sutikno (2007: 20) motivasi siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:

  1. Menjelaskan tujuan kepada peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar

  1. Hadiah
  2. Saingan/Kompetisi
  3. Pujian
  4. Hukuman
  5. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepeserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.

  1. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.

  1. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok

Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberapa unsur antara lain yatiu pengguanaan metode untuk menyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan.

  1. Menggunakan metode yang bervariasi

Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.

  1. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.

Motivasi ada dua macam yaitu:

  1. Motivasi instrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.
  2. Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar individu tapi memberi pengaruh terhadap kemauan belajar.

B. Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi bahan materi dan dari segi pengetikkan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritikkan dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Mustaqim dan Abdul Wahib. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt Bumi Aksara

Http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/



[1] Oemar hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar.(Sinar Baru Algensindo: Bandung:2000).h. 173

[2] http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/

[3] Oemar hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar.(Sinar Baru Algensindo: Bandung:2000).h. 181

ai � �&g n � �� engajaran dan memberikan dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Media tersebut mudah diperoleh dan guru terampil menggunakannya. Dalam proses pembelajaran tersedia waktu untuk menggunakannya dan sesuai dengan taraf berfikir siswa.

Kemudian mengenai alat peraga yang digunakan oleh guru tersebut pada pertemuan kedua yaitu rol yang disandarkan kedinding diberikan pada waktu menjelaskan radien. Bahwa alat peraga tersebut hanya dapat digunakan pada waktu itu saja, bantuk dan warnanya menarik, alatnya sederhana dan mudah dilola serta sesuai dengan ukuran fisik anak. Alat tersebut dapat menyajikan konsep matematika tentang gradien dan sesuai dengan konsep bahwa gradien itu adalah suatu kemiringan pada garis lurus serta dapat menunjukkan konsep matematika yang jelas. Dengan adanya alat peraga tersebut dapat menumbuhkan konsep yang abstrak. Alat tersebut dapat dimanipulasi tetapi tidak dapat berfaedah lipat.

Pada pertemuan ketiga alat peraga yang digunakan oleh guru adalah alam sekitar siswa yaitu lokal yang berbentuk balok. Alat tersebut tahan lama bentuk dan warnanya agak menarik, sederhana, mudah dilola, ukuranya sesuai dengan fisik anak, dapat menyajikan konsep matematika, dan sesuai dengan konsep serta menunjukan konsep yang jelas. Peragaan itu merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak tetapi alat tersebut tidak dapat dimanipulasi tetapi berpaedah lipat.

Dengan adanya alat peraga maka proses belajar mengajar termotifasi. Siswa memperhatikan guru menjelaskan pelajaran tanpa ada kegiatan lain. Konsep abstrak matematika disajikan dalam bentuk kongkrit. Dan dengan adanya alat peraga maka dapat menghubungankan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dipahami.


BAB VI

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari observasi yang dilakukan bahwa media yang digunakan oleh guru itu berupa gambar grafik yang dibuat diatas kertas karton. Walaupun guru sudah memilih media dengan baik tetapi manfaat dari media tersebut belum dapat dirasakan sebagai mana mestinya. Alat peraga yang digunakan guru tersebut cukup baik dan manfaat dari alat peraga tersebut dapat tercapat sebagai mana yang diharapkan.

2. Kritik dan Saran

Penulis menyarankan dalam membuat media atau pun alat peraga hendaknya manfaat media dan alat peraga tersebut dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis terlihat bahwa guru selalu berusaha agar siswanya memahami materi yang disampaikannnya. Jika metode yang pertama tidak berhasil maka guru menggunakan metode yang lain agar siswa mengerti dengan materi tersebut. Dalam menyelesaikan contoh soal, guru kurang teliti dengan apa yang ditulisnya tetapi ini tidak sering terjadi.



[1] Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI, 2003), h.238

[2] Erman Suherman, Op.Cit,, h.243

[3] Ibid, h. 244

[4] Abubakar Muhammad, Pedoman Pendidikan Dan Pengajaran, (Surabaya: USAHA NASIONAL, 1981), h.99

[5] Erman Suherman, Op.Cit, h. 245-246

No comments:

Post a Comment